BAB I
PENDAHULUAN


1.1.       Latar Belakang

Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.  Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani κριτικός, kritikós – “yang membedakan”, kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuna κριτής, krités, artinya “orang yang memberikan pendapat beralasan” atau “analisis”, “pertimbangan nilai”, “interpretasi”, atau “pengamatan”. Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.
Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan pendapat atau menginterpretasikan seni pentas atau karya lain (seperti karya seniman, ilmuwan, musisi atau aktor) dan, biasanya, menerbitkan pengamatan mereka, sering di jurnal ilmiah. Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah.
Di dalam arsitektur terdapat berbagai macam kritik arsitektur yaitu ;
·       Kritik Deskriptif
·       Kriti Normatif
·       Kritik Typical
·       Kritik Impresionis
·       Kritik Interpretif
·       Kritik Terukur

Dalam penulisan kritik arsitektur, penulis memilih kritik deskriptif sebagai materi kritik arsitektur.

1.2.       Tujuan

Untuk melengkapi penulisan dalam tugas softskill terkait kritik arsitektur, maka terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam proses penyelesaiannya, yaitu :

·      Mengetahui lebih jauh kritik arsitektur, terutama kritik deskriptif dalam kritik arsitektur.
·      Dapat mengetahui contoh dari kritik deskriptif melalui contoh bangunan yang digunakan sebagai literatur/contoh sebagai kritik deskriptif


Pada penulisan kritik arsitektur terkait metode kritik deskriptif, penulis menggunakan pendekatan berikut :

·      Pendekatan Fisik Bangunan

Penulis menggunakan pendekatan Fisik Bangunan pada kritik deskriptif karena kritik deskriptif Bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, atau semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mencirikan fakta-fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu. Dibanding metode kritik lain kritik deskriptif tampak lebih nyata (factual).


1.4.       Lingkup/Batasan

Untuk menghindari kesulitan dalam proses kritik arsitektur, maka diperlukan lingkup/Batasan yang terdiri dari :

·      Karya arsitektur yang dikritik dengan kritik deskriptif terkait bangunan yang digunakan sebagai materi kritik arsitektur
·      Terkait kritik deskriptif sebagai bangunan yang dikritik menggunakan kritik deskriptif




Komentar

Postingan Populer