PERAN ARSITEKTUR TERHADAP PEMUDA DAN PENDIDIKAN
PERAN
ARSITEKTUR BAGI PEMUDA DAN PENDIDIKAN
Pemuda adalah generasi penerus dan masa depan sebuah bangsa,bangsa yang
maju akan jauh lebih maju bila mempunyai pemuda yang berkualitas,pemuda
mempunyai daya sosial yang tinggi, dan inilah yang menjadi penentu kemana arah
pola pikir pemuda tersebut, karena bila seorang pemuda bersosialisai kedalam
pergaulan yang positif dan bisa membawa dirinya ke dalam peranan masyarakat,
maka dapat memperoleh aspek positif berupa ilmu pengetahuan dan kehidupan
sosial yang baik,sebaliknya bila pemuda bersosialisasi kedalam pergaulan yang
negatif, maka hanya akan memikirkan kebahagiaan dia dan kelompoknya tanpa memikirkan
orang lain di luar kelompok,dia juga tidak dapat mengembangkan pengetahuan dan
sosialisasinya dengan maksimal,itulah kenapa pergaulan dan sosialisasi sangat
penting bagi identitas seorang pemuda.
Pendidikan adalah aspek terpenting dalam ilmu pengetahuan,seorang pemuda
dapat mengembangkan pengetahuannya di dunia pendidikan,pemuda dapat
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya dan mengasah kemampuan yang dia
miliki,dan dengan pendidikan pula pemuda dapat mempersiapkan dirinya untuk
terjun ke masyarakat.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana peran arsitektur bagi pemuda dan pendidikan?
PEMBAHASAN
Arsitek adalah profesi yang
menjual jasanya kepada masyarakat. Keberadaan arsitek diakui untuk mengurusi
segala permasalahan mengenai rancang bangun, mulai dari penyusunan konsep
perancangan hingga pengawasan berkala sampai akhirnya menjadi sebuah produk
arsitektural. Selain itu, seorang arsitek juga mempunyai tanggung jawab secara
moral seumur hidup terhadap karya-karyanya.
Salah satu hal penting berkaitan dengan
Undang-Undang Arsitek adalah kualitas pendidikan arsitektur. Disini dikutip pedoman untuk pembuatan standar
kualitas tersebut yang disiapkan oleh perserikatan asosiasi arsitek dunia Union
of International Architects (UIA). Dengan mempelajari pedoman ini
setidak-tidaknya kita akan mengetahui standar pendidikan arsitektur sekaligus
kesepakatan aturan main dunia, hal yang kelak akan menjadi akses untuk
pengakuan (akreditasi) dan prasyarat keahlian (kompetensi).
Ada beberapa pengetahuan
dasar (yang seharusnya dikuasai oleh) sarjana arsitektur, yaitu :
1.
Ketrampilan verbal (Verbal Skills)
Kemampuan untuk
berbicara dan menulis secara efektif mengenai materi dalam kurikulum
profesional.
2.
Ketrampilan
grafis (Graphic Skills)
Kemampuan untuk
menggunakan media presentasi yang tepat, termasuk teknologi komputer, untuk
menyampaikan setiap tahapan perancangan.
3.
Keterampilan riset (Research
Skills)
Kemampuan untuk
melakukan metode dasar pengumpulan data dan analisis untuk menerangkan semua
proses perancangan.
4.
Ketrampilan berpikir kritis (Critical Thinking Skills)
Kemampuan untuk
membuat analisa dan evaluasi menyeluruh dari sebuah bangunan dan ruang urban.
5.
Ketrampilan
dasar merancang (Fundamental
Design Skills)
Kemampuan untuk
menerapkan prinsip-prinsip dasar ruang, struktur dan konstruksi ke dalam konsep
dan pengembangan ruang interior dan exterior, unsur-unsur serta komponen
bangunan.
6.
Ketrampilan
bekerjasama (Collaborative Skills)
Kemampuan untuk
mengidentifikasi dan mengambil peran yang memaksimalkan bakat individual, dan
kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain ketika bekerja dalam suatu tim
perancangan.
7.
Perilaku manusia (Human Behavior)
Kepekaan
terhadap teori dan metode pertanyaan yang bertujuan memperjelas hubungan antara
perilaku manusia dan lingkungan fisik.
8.
Keragaman
manusia (Human Diversity)
Kepedulian akan
keragaman kebutuhan, nilai, etika, norma perilaku, serta pola sosial dan
spasial yang membedakan berbagai kebudayaan.
9.
Sejarah dan
preseden (History and Precedent)
Kemampuan
membuat rasionalisasi preseden bentuk dan program.
10.
Tradisi nasional
dan lokal (National and Local Traditions)
Pemahaman
tentang tradisi nasional dan warisan lokal regional dalam rancangan arsitektur,
lansekap dan urban, termasuk tradisi vernakular.
11.
Pelestarian lingkungan (Environmental Conservation)
Pemahaman
tentang prinsip-prinsip dasar ekologi dan tanggungjawab arsitek dalam
hubungannya dengan pelestarian sumber daya dan lingkungan dalam perancangan
arsitektur dan urban.
12.
Sistem tata
bentuk (Formal Ordering Systems)
Pemahaman
tentang dasar-dasar persepsi visual dan prinsip-prinsip sistim tatanan pada
rancangan dua dan tiga dimensi, komposisi arsitektur dan perancangan urban.
13.
Sistem struktur (Structural Systems)
Pemahaman
mengenai perilaku struktur dalam menahan gravitasi dan gaya-gaya lateral serta
evolusi rentang dan penerapan yang tepat dari sistim struktur kontemporer.
14.
Sistem
penyelamatan pada bangunan (Building
Life Safety Systems)
Pemahaman
mengenai prinsip-prinsip dasar rancangan dan pemilihan sistem dan subsistem
penyelamatan pada bangunan.
15.
Sistem sampul
bangunan (Building Envelope Systems)
Pemahaman
tentang prinsip-prinsip rancangan sistem penutup luar bangunan.
16.
Sistem
lingkungan ruang bangunan (Building
Environmental Systems)
Pemahaman tentang
prinsip-prinsip dasar rancangan sistem struktur bangunan, sistem lingkungan,
termasuk pencahayaan, akustik dan pengkondisian ruang serta pemakaian energi.
17.
Sistem pelayanan
bangunan (Building Service Systems)
Pemahaman
tentang prinsip-prinsip dasar rancangan sistem pelayanan bangunan, termasuk
pemipaan, transportasi vertikal, komunikasi, keamanan dan perlindungan
kebakaran.
18.
Bahan bangunan
dan pemasangannya (Building
Materials and Assemblies)
Pemahaman
tentang prinsip-prinsip, konvensi, standar-standar, aplikasi dan batasan
pembuatan, penggunaan dan pemasangan bahan-bahan bangunan.
19.
Ekonomi bangunan
dan pengendalian biaya (Building
Economics and Cost Control)
Kepekaan
terhadap dasar-dasar pembiayaan bangunan, ekonomi bangunan dan pengendalian
biaya konstruksi dalam kerangka proyek perancangan.
20.
Pengembangan
detail rancangan (Detailed
Design Development)
Kemampuan untuk
menilai, memilih, menyusun dan merinci sebagai suatu bagian utuh perancangan,
serta menyusun dengan tepat bahan dan komponen bangunan untuk memenuhi
persyaratan program bangunan.
21.
Dokumentasi
grafis (Graphic Documentation)
Kemampuan untuk
membuat deskripsi teknis yang akurat dan dokumentasi suatu proposal perancangan
untuk tujuan penilaian dan konstruksi.
22.
Perancangan
menyeluruh (Comprehensive Design)
Kemampuan untuk
menghasilkan sebuah proyek arsitektur diawali dengan program yang menyeluruh
sejak rancangan skematik hingga pengembangan detail termasuk program ruang,
sistim struktur dan lingkungan, perlengkapan penyelamatan, dinding-dinding dan
elemen bangunan, serta untuk menilai hasil akhir proyek itu sesuai dengan
kriteria perancangan.
23.
Penyiapan
program (Program Preparation)
Kemampuan untuk
menyusun program komprehensif untuk proyek perancangan arsitektur.
24.
Konteks hukum
praktik arsitektur (The Legal
Context of Architecture Practice)
Kepekaan
terhadap berkembangnya konteks hukum tempat arsitek berpraktek, dan hukum-hukum
yang berkaitan dengan registrasi profesional, kontrak jasa profesional serta
pembentukan usaha jasa perancangan.
25.
Organisasi dan
manajemen praktek (Practice
Organization and Management)
Kepekaan
terhadap prinsip-prinsip dasar organisasi kantor, kepemimpinan, rencana usaha,
pemasaran, negosiasi dan manajemen keuangan, sebagaimana dapat diterapkan pada
praktek arsitektur.
26.
Dokumentasi dan
kontrak (Contracts and Documentation)
Kepekaan
terhadap berbagai metode penyelesaian proyek, format kontrak jasa yang sesuai,
dan tipe dokumentasi yang diperlukan untuk memberikan jasa profesional yang
kompeten dan bertanggung jawab.
27.
Pemagangan (Professional Internship)
Pemahaman
mengenai peran permagangan dalam pengembangan profesional, serta hak-hak dan
tanggung jawab silang antara pemagang dan pembimbing.
Peran
arsitektur dalam pendidikan pembangunan bertujuan agar dalam pembangunan itu
sendiri dapat menuju tujuan yang kita inginkan, dengan adanya peran arsitektur
dalam pembangunan, kita (generasi muda) dapat mengarahkan pembangunan tersebut
dengan tujuan yang kita inginkan dan bermanfaat bagi masyarakat.
Contohnya dalam kehidupan sehari-hari seperti saat
kita ingin membuat suatu bangunan pasti kita akan membutuhkan seorang yang
berpendidikan agar hasil bangunan tersebut sesuai yang kita inginkan dengan
adanya peran arsitek (contoh orang berpendidikan), maka dari itu peran arsitek
dalam pendidikan sangat diperlukan dalam pembangunan agar mempunyai hasil yang
lebih maksimal daripada hasil yang kita buat sendiri tapi kurang maksimal
pastinya akan membuat kita kurang puas dengan hasil tersebut.
Yang perlu dipersiapkan Sarjana Arsitektur untuk memulai karier
sebagai seorang Arsitek profesional adalah :
-
Kita sebagai pemuda generasi penerus harus membekali diri
dengan wawasan, teknologi di bidang arsitektur serta meng-expose kemampuan
terbaiknya di bidang arsitektur agar dapat bersaing dengan arsitek muda lainnya
-
Bergabung dalam aosiasi resmi arsitek untuk menunjukkan
keseriusan bekerja sebagai arsitek profesional.
-
Mampu melayani kepentingan masyarakat luas dan
memperhatikan lingkungan binaan di wilayah proyek yang direncanakan.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
sebagai pemuda generasi penerus yang kelak akan meniti karier sebagai arsitek
profesional diharapkan menguasai dan memperdalam ilmu akademis di bidang
arsitektur secara optimal. Adanya komunikasi yang baik antara institusi
pendidikan arsitektur dengan Ikatan Arsitek Indonesia ( IAI ) sebagai asosiasi
resmi arsitek Indonesia agar sarjana teknik arsitektur mengetahui
langkah-langkah menjadi seorang arsitek profesional. Pendidikan arsitektur di
Indonesia diharapkan selalu meningkatkan kualitasnya dalam menghasilkan
calon-calon arsitek profesional yang tangguh dan berkualitas. Arsitek
profesional Indonesia harus selalu meningkatkan keprofesionalannya dengan
mengembangkan diri dalam ilmu dan teknologi di bidang arsitektur.
REFERENSI
REFERENSI :
Komentar
Posting Komentar